3 Bumbu Dasar Membuat Tulisan Seenak Burger
Susunan Paragraf |
Semua orang bisa menulis, tapi menulis apa dulu
? Apakah menulis status di WA, facebook, atau menulis cerpen, artikel, dan
karya ilmiah lainnya ? Mengapa penulis menanyakan hal tersebut ?
Kali ini, penulis akan berbagi tentang cara
menulis yang seharusnya dipahami dan dilakukan oleh para penulis. Karena
sejatinya, menulis itu bukan hanya menyalin ide dalam bentuk visual (tulisan),
namun juga merupakan bagian dari aktualisasi dan ekspresi diri.
Ketika seorang penulis sudah terbiasa menulis
setiap hari, maka jam terbangnya pun akan semakin tinggi dan tentunya penulis
tersebut akan mendapatkan spot – spot terbaik yang dapat dituangkannya dalam
bentuk tulisan. Tetapi, ibarat memasak, menulis itu bukanlah proses satu kali
belajar menulis. Perlu banyak latihan dan bahkan perlu adanya pengalaman
belajar terutama dalam mengenal 3 bumbu dasar untuk membuat tulisan yang enak
dibaca. Jadi, memang betul jika dikatakan bahwa semua orang bisa menulis, namun
belum tentu semua orang bisa menulis sesuai dengan dasar – dasar menulis yang
benar.
Dalam kegiatan belajar menulis gelombang 4 tadi
malam, kami mendapatkan materi yang sangat luar biasa. Sebuah pemaparan tentang
dasar – dasar menulis: Kata, kliamat, dan paragraf, bersama Bpk. Imam Fitri
Rahmadi. Beliau adalah peramu 3 Bumbu Dasar untuk menulis.
Imam Fitri Rahmadi, seorang dosen
Universitas Pamulang, pengelola jurnal reviewer jurnal kampus lain, penulis
buku, seorang blogger dan seorang mahasiswa S3 di Johannes Kepler Universitat
Linz Austria (2019 – sekarang). Mata kuliah yang ditekuni oleh beliau saat ini
adalah “Academic Writing English”, yaitu menulis dalam konteks akademik.
3 Bumbu Dasar Menulis
Pemilihan Kata
Coba perhatikan tiga kalimat berikut ini :
1. Ibu
guru sedang ngobrol – ngobrol dengan kepala sekolah.
2. Ibu
guru sedang berbincang – bincang dengan kepala sekolah.
3. Ibu
guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Perhatikan kata yang ditebalkan pada kalimat di
atas ! Ketiga kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu bertukar ide /
informasi. Namun, mempunyai suasana yang berbeda. Kata ngobrol – ngobrol terasa
lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi
terasa lebih akademik.
Contoh berikutnya yaitu dalam penyebutan kata
ganti orang pertama tunggal. Jika kita menulis cerita fiksi, kita bisa
menggunakan kata ganti Aku atau Gue,
untuk menimbulkan kesan lebih personal. Namun, untuk penulisan yang lebih
formal, seorang penulis dapat menyebutkan kata “Saya”. Sedangkan dalam
penulisan akademik, seorang penulis dapat mengubah kalimat aktif menjadi
kalimat pasif dan menghilangkan kata ganti orang. Lihat contoh berikut :
Kalimat “Saya melakukan penelitian ini untuk
mendeskripsikan ….” Diganti dengan kalimat “Penelitian ini dilakukan untuk
mendeskripsikan ….”
Intinya, pemilihan kata sangat tergantung dari
tujuan penulisan kata tersebut, apakah untuk kepentingan personal, formal, atau
akademik ?
Penulisan Kalimat
Kapan terakhir kali Anda belajar tentang pola
kalimat ? Mulai dari kalimat sederhana, gabungan / majemuk, kompleks, dan
campuran ? Pada saat duduk di bangku sekolah dulu, Penulis sangat senang
belajar Bahasa Indonesia. Apalagi tentang Bahasa dan Sastra. Namun, jika sudah
belajar tentang Tata Bahasa, penulis merasa kurang bersemangat dalam belajar.
Penulis menganggap bahwa tata bahasa ini bukanlah
sesuatu yang penting untuk dipelajari, namun ternyata anggapan ini keliru.
Sekarang penulis menyadari bahwa tata bahasa adalah hal dasar yang harus
dikuasai oleh seorang penulis.
Ketika kita membaca tulisan orang lain,
terutama yang ditulis di blog, pasti kesan berikutnya setelah judul adalah body
dari blog itu sendiri, maksudnya adalah isi tulisannya. Secara sekilas, kita
melihat bagaimana blogger menyajikan ide – idenya dalam bentuk paragraf demi
paragraf. Setelah itu baru kita masuk pada tahap membaca tulisan itu kalimat
per kalimat.
Macam – Macam Kalimat dan Contohnya :
1. Kalimat
sederhana
Kalimat sederhana disebut juga kalimat
tunggal. Pola kalimatnya terdiri dari Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan
Keterangan (K). Pola kalimat yang paling sederhana sekurang – kurangnya terdiri
dari Subjek (S) dan Predikat (P). Contohnya : Adik Tidur. Dst.
2. Kalimat
majemuk
Terdiri dari 4 macam kalimat, yaitu :
a. Kalimat
majemuk setara
b. Kalimat
majemuk rapatan
c. Kalimat
majemuk bertingkat
d. Kalimat
majemuk campuran
3. Kalimat
gabungan
Merupakan gabungan dua kalimat atau lebih
yang digabungkan dengan menggunakan kata – kata berikut : untuk, dan, maupun,
tetapi, atau, namun, sehingga. Contohnya : Saya membaca tulisan di blog untuk
menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
4. Kalimat
kompleks
Merupakan gabungan dua kalimat atau lebih
yang digabungkan dengan menggunakan kata – kata berikut : ketika, setelah,
Contoh : Saya membaca tulisan di blog
ketika sedang bekerja dari rumah.
5. Kalimat campuran
Merupakan campuran dari kalimat gabungan
dan kalimat kompleks.
Contoh : Saya membaca tulisan di blog untuk
menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja
dari rumah.
Jika kita ingin menulis
cerita yang menarik dan tidak monoton, maka kita harus bisa menampilkan kalimat
– kalimat yang bervariasi seperti di atas. Caranya : tulis kalimat topik dalam
bentuk kalimat sederhana, baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada
beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan
utama harus ditulis sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan
dan kompleks untuk menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi
kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan diperhalus tarnsisinya dengan
konjungsi atau kata penghubung.
Contoh penggunaan
kalimat bervariasi dalam paragraf :
Bekerja
dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi,
bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga
karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi
yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru
waktu menjadi lebih flesksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain
itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran
untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Penyusunan Paragraf
Bumbu dasar ketiga yang dibutuhkan untuk
menulis adalah penyusunan paragraf. Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang
mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan
utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai
detail yang menjelaskan ide pokok.
Penulis sering mendapati pembahasan mengenai
ide pokok pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SD. Biasanya
setelah disajikan sebuah bacaan yang terdiri dari beberapa paragraf, siswa
diminta untuk mencari ide pokok dari paragraf tersebut. Berdasarkan pengamatan,
biasanya ide pokok terdapat di bagian awal paragraf. Jenis paragraf seperti ini
disebut paragraf deduktif. Penulis merasa heran mengapa di SD, jenis paragraf
yang digunakan adalah paragraf deduktif ? Ternyata manfaat dari paragraf
deduktif adalah supaya menarik minat pembaca di bagian awal paragraf dan
memudahkan siswa untuk memahami isi bacaan yang ada pada paragraf tersebut.
Jenis paragraf yang lain adalah paragraf
induktif. Pada paragraf induktif, ide pokok terdapat di bagian akhir paragraf.
Untuk bisa mendapatkan kesimpulan, pembaca harus membaca seluruh kalimat dalam
paragraf terlebih dahulu.
Sebenarnya ada cara
mudah untuk membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam sebuah paragraf,
yaitu dengan meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap
kalimat topik. Contohnya : Pencegahan virus corona dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Maka ide pengontrolnya adalah berbagai cara pencegahan.
virus, sehingga kalimat – kalimat penjelas
dalam paragraf ini harus memberikan informasi tentang apa saja cara untuk
pencegahan virus ini.
Tips Menulis Menggunakan 3 Bumbu Dasar
1. Perbanyak
membaca sebelum menulis, membaca akan membangkitkan inspirasi
2. Carilah
niche atau topik yang orisinil (belum ditulis oleh orang lain)
3. Berlatihlah
menggunakan konjungsi antar kalimat
4. Awali
menulis paragraf dengan pertanyaan “Apa / Mengapa” dari kalimat topik dan
“Jika”.
5. Gunakan
susunan “Burger” dalam menyusun paragraf
Paragraf yang baik terdiri dari : Ide
pokok, Kalimat penjelas, dan Kesimpulan
6. Gunakan
diksi yang tepat sesuai tujuan penulisannya, apakah personal, formal atau
akademik ? Selain itu, pemilihan kata juga perlu disesuaikan dengan target
pembaca.
7. Gunakan
6 prinsip pemilihan kata sbb :
a. Kata
yang mudah dipahami
b. Kata
yang menunjukkan arti spesific
c. Kata
yang kuat
d. Kata
bercetak miring
e. Hindari
menggunakan kata yang berlebihan
f. Hindari
kata yang absolute / mutlak
8. Perhatikan
struktur penulisan artikel berikut : Judul, pengenalan topik, isi, kesimpulan
9. Patuhi
kaidah penulisan menurut PUEBI
10. Belajarlah
menghargai tulisan sendiri
makanan akan enak kalau banyak bumbunya, contoh makanan padang, hehehe. Begitu juga tulisan yang harus diketahui dasar-dasarnya, dan alhamdulillah kita belajar banyak dari mas imam
BalasHapus